LIOK HAP

LIOK HAP

LIOK HAP

Mind Gate / Lawang Awangen

Mind Gate / Lawang Awangen

Mind Gate / Lawang Awangen

Soundscape

Karya keenam ini diberi judul Liok Hap, yang terdiri atas ‘tiga perpaduan’ dan ‘tiga penggunaan’. Fase ini mengharuskan kita untuk memulai proses menggerakkan seluruh elemen tubuh kita untuk berinteraksi secara personal dan bersilaturahmi dengan segala jaring kehidupan. Karya Liok Hap menampilkan sebuah gapura yang menyerupai Gapura Wringin Lawang di Mojokerto, situs peninggalan kerajaan Majapahit.


Dalam konteks arsitektur candi, gapura lebih sering dimaknai sebagai pintu masuk ke suatu wilayah, atau pintu gerbang menuju kompleks kerajaan. Namun, dalam karya seni Liok Hap, gapura memiliki makna yang berbeda. Ia menjadi simbol pintu keluarnya ide atau gagasan untuk memulai babak baru dalam kehidupan, yaitu dengan membaca realitas, mencerna informasi hingga mengubahnya menjadi pengetahuan yang kemudian diterapkan dalam tindakan. Liok Hap adalah proses transformasi dari pikiran menjadi pelaksanaan. Namun, terkadang, pintu gerbang pikiran ini terlalu megah, sehingga gagasan kerap tidak berhasil menjelma atau diwujudkan dalam pelaksanaan nyata. Oleh karena itu, Liok Hap pun berubah menjadi ‘Mind Gate/Lawang Awangen’.

Karya keenam ini diberi judul Liok Hap, yang terdiri atas ‘tiga perpaduan’ dan ‘tiga penggunaan’. Fase ini mengharuskan kita untuk memulai proses menggerakkan seluruh elemen tubuh kita untuk berinteraksi secara personal dan bersilaturahmi dengan segala jaring kehidupan. Karya Liok Hap menampilkan sebuah gapura yang menyerupai Gapura Wringin Lawang di Mojokerto, situs peninggalan kerajaan Majapahit.


Dalam konteks arsitektur candi, gapura lebih sering dimaknai sebagai pintu masuk ke suatu wilayah, atau pintu gerbang menuju kompleks kerajaan. Namun, dalam karya seni Liok Hap, gapura memiliki makna yang berbeda. Ia menjadi simbol pintu keluarnya ide atau gagasan untuk memulai babak baru dalam kehidupan, yaitu dengan membaca realitas, mencerna informasi hingga mengubahnya menjadi pengetahuan yang kemudian diterapkan dalam tindakan. Liok Hap adalah proses transformasi dari pikiran menjadi pelaksanaan. Namun, terkadang, pintu gerbang pikiran ini terlalu megah, sehingga gagasan kerap tidak berhasil menjelma atau diwujudkan dalam pelaksanaan nyata. Oleh karena itu, Liok Hap pun berubah menjadi ‘Mind Gate/Lawang Awangen’.

Karya keenam ini diberi judul Liok Hap, yang terdiri atas ‘tiga perpaduan’ dan ‘tiga penggunaan’. Fase ini mengharuskan kita untuk memulai proses menggerakkan seluruh elemen tubuh kita untuk berinteraksi secara personal dan bersilaturahmi dengan segala jaring kehidupan. Karya Liok Hap menampilkan sebuah gapura yang menyerupai Gapura Wringin Lawang di Mojokerto, situs peninggalan kerajaan Majapahit.


Dalam konteks arsitektur candi, gapura lebih sering dimaknai sebagai pintu masuk ke suatu wilayah, atau pintu gerbang menuju kompleks kerajaan. Namun, dalam karya seni Liok Hap, gapura memiliki makna yang berbeda. Ia menjadi simbol pintu keluarnya ide atau gagasan untuk memulai babak baru dalam kehidupan, yaitu dengan membaca realitas, mencerna informasi hingga mengubahnya menjadi pengetahuan yang kemudian diterapkan dalam tindakan. Liok Hap adalah proses transformasi dari pikiran menjadi pelaksanaan. Namun, terkadang, pintu gerbang pikiran ini terlalu megah, sehingga gagasan kerap tidak berhasil menjelma atau diwujudkan dalam pelaksanaan nyata. Oleh karena itu, Liok Hap pun berubah menjadi ‘Mind Gate/Lawang Awangen’.