Artikel Permata
Artikel Permata
Artikel Permata
Artikel Permata
Artikel Permata
Artikel Permata
Baca artikel lainnya
Baca artikel lainnya
Baca artikel lainnya
Baca artikel lainnya
Baca artikel lainnya
Baca artikel lainnya






Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
Monisme: Dialog tentang Dialog bersama Merapi
18 Jun 2025
18 Jun 2025
18 Jun 2025
18 Jun 2025
18 Jun 2025
18 Jun 2025
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.
Siapa yang berbicara atas nama gunung dan siapa yang mendengarkannya? Pertanyaan ini seolah muncul dari film Monisme pasca sesi pemutaran pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu, di Ruas Bambu Nusa. Ruang berbasis instalasi bambu yang dirancang sebagai ekosistem kreatif dan reflektif ini menjadi tempat dimana film ini menjalar dan menjadi lebih dari tontonan. Ia mengantarkan pada percakapan dalam sesi diskusi, memperpanjang pengalaman menonton menjadi laku perenungan bersama.






You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
You & I: Merawat Memori, Merawat Sesama
14 Agu 2025
14 Agu 2025
14 Agu 2025
14 Agu 2025
14 Agu 2025
14 Agu 2025
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.
Siapa yang akan merawat ingatan ketika yang menorehkannya sudah tak mampu lagi bercerita? Pertanyaan itu seolah menggantung di udara Ruas Bambu Nusa pada sore 22 Juni 2025, seusai film dokumenter You & I berdurasi 72 menit selesai diputar. Karya sutradara Fanny Chotimah ini tak sebatas menjadi tontonan, tetapi sebuah pengalaman yang mengajak penonton untuk menyelami lapisan ingatan, perawatan, dan ketabahan dari sosok sepasang sahabat.






Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
Panas Mandi Debu Hujan Mandi Lumpur: Ironi Gemah Ripah Loh Jinawi
27 Agu 2025
27 Agu 2025
27 Agu 2025
27 Agu 2025
27 Agu 2025
27 Agu 2025
Erlangga Fauzan
Erlangga Fauzan
Erlangga Fauzan
Erlangga Fauzan
Erlangga Fauzan
Erlangga Fauzan
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.
Permata volume ke-4 ini terasa sangat istimewa dan spesial. Momen yang tepat untuk membicarakan isu tambang dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Pasalnya, film dokumenter karya sutradara Bani Nasution hadir dalam suasana khidmat di bulan kemerdekaan, Agustusan, menjadi pemicu untuk membicarakan lebih lanjut peran pemerintah dan negara dalam isu pengelolaan SDA.






Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
Kembalilah Dengan Tenang: Gema Pertanyaan atas Solidaritas, Lahan, dan Kematian
2 Sep 2025
2 Sep 2025
2 Sep 2025
2 Sep 2025
2 Sep 2025
2 Sep 2025
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
M. Dzulqarnain
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Di kota-kota yang kian padat, kematian bukan lagi hanya perkara duka, melainkan juga urusan ruang. Lahan makam yang semakin sempit membuat keluarga berduka harus berhadapan dengan konflik, biaya, dan aturan administratif. Pada titik ini, kematian tidak hanya menjadi akhir bagi yang pergi, tetapi juga ujian bagi yang hidup: apakah masih ada ruang untuk memulangkan mereka dengan layak, atau justru kepulangan itu kehilangan maknanya?
Arsip Permata
Arsip Permata
Arsip Permata
Arsip Permata
Arsip Permata

Drama
Drama

Drama

Drama
Monisme
Monisme
Monisme
Monisme
Film dari Riar Rizaldi
Film dari Riar Rizaldi
Film dari Riar Rizaldi
Film dari Riar Rizaldi

Documentary
Documentary

Documentary

Documentary
You and I
You and I
You and I
You and I
Film dari Fanny Chotimah
Film dari Fanny Chotimah
Film dari Fanny Chotimah
Film dari Fanny Chotimah

Drama
Drama

Drama

Drama
Kembalilah Dengan Tenang
Kembalilah Dengan Tenang
Kembalilah Dengan Tenang
Kembalilah Dengan Tenang
Film dari M. Reza Fahriyansyah
Film dari M. Reza Fahriyansyah
Film dari M. Reza Fahriyansyah
Film dari M. Reza Fahriyansyah

Documentary
Documentary

Documentary

Documentary
Panas Mandi Debu, Hujan Mandi Lumpur
Panas Mandi Debu, Hujan Mandi Lumpur
Panas Mandi Debu, Hujan Mandi Lumpur
Panas Mandi Debu, Hujan Mandi Lumpur
Film dari Bani Nasution
Film dari Bani Nasution
Film dari Bani Nasution
Film dari Bani Nasution
